Support System Marketing Online

Wednesday, October 21, 2009

Hutan Kita, Masa Depan Dunia

Topik yang diangkat Kompas salah satu media pemberitaan di Indonesia.

Pertemuan Para Pihak atau COP ke-15 di Kopenhagen, Denmark, membahas masa depan penanganan perubahan iklim di bawah protokol baru akan berlangsung dua bulan lagi. Sebagai negara dengan hutan terluas kedua setelah Brasil, Indonesia harus dapat menarik manfaat dari pertemuan ini. (Kompas 2009).

Semoga dari hasil pertemuan tersebut bisa memberikan sumbangsih atau dukungan dari negara-negara lain , hal ini dikarenakan Indonesia masih merupakan salah satu tulang punggung penghasil oksigen di atmosfier dunia. Jika hutan di Indonesia semakin lama semakin habis karena adanya pembalakan liar, maka semakin lama atmosfier di dunia semakin tipis karena adanya pemanasan global yang tidak di imbangi dengan oksigen yang dihasilkan oleh hutan-hutan di dunia.
Dari keadaan itulah kita harus tergerak dan sadar betapa pentingnya fungsi Hutan di Indonesia.
Saya pernah singgah di Kalimantan yang merupakan wilayah hutan di indonesia, namun apa yang saya dapatkan, sepanjang jalan dari Balikpapan menuju ke Sangatta, hanya beberapa pohon besar disepanjang jalan dan di balik pohon-pohon itu yang terlihat hanya semak belukar saja dari ujung ke ujung bukan hutan-hutan yang lebat. Saya sebagai rakyat indonesia merasa khawatir dengan nasib hutan kita.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pelantikan di Jakarta, Selasa (20/10), menegaskan keseriusan soal perubahan iklim. Presiden menyatakan, siap bekerja sama dengan negara lain, baik bilateral maupun multilateral, terkait isu perubahan iklim. Pernyataan ini menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon sampai 26 persen tahun 2020 yang disampaikan pada pertemuan G-20 di Pittsburg, AS, beberapa waktu lalu. Perhatian internasional pada hutan kita memang tak terelakkan. Hutan Indonesia kini terluas kedua di dunia. Dari 126,8 juta hektar hutan, 23,2 juta ha adalah hutan konversi, 32,4 juta ha hutan lindung, 21,6 juta ha hutan produksi terbatas (HPT), 35,6 juta ha hutan produksi, dan 14 juta ha hutan produksi konversi (HPK). Dunia khawatir melihat hutan kita yang rusak dengan cepat. Pemerintah mengklaim laju kerusakan hutan berkurang dari 2,3 juta ha per tahun periode 1997-2000 menjadi 1,08 juta ha per tahun periode 2000-2006. (Kompas 2009)

Pemerintah sudah menghimbau untuk antisipasi dan penanganan masalah tersebut, dan kita sebagai rakyat Indonesia ikut andil dan mendukung dengan cara berusaha menghemat pemakaian Bahan Bakar, Listrik, dan juga ikut menghijaukan lingkungan di sekitar kita. Dengan hal kecil tersebut kita sudah membantu berkurangnya pemasanan global. Seperti slogan yang saya pernah dengan: Satu orang satu pohon satu rumah satu taman satu kampung satu hutan kecil dan jika seluruh rakyat indonesia melakukan hal yang sama akan terbentuk hutan yang besar. Slogan tersebut bisa kita pakai sebagai metode untuk mengatasi sedikit dari masalah perubahan iklam.

2 comments:

  1. Hmmm boleh tahu tu poto hutan mana eah..!!!

    ReplyDelete
  2. kelihatannya kalimantan sewaktu masih seger ya dengan rimbunnya pohon besar ... atau cibodas sana kali ya ... itu foto dari internet lagi pren ... coba kalo hutan kita masih lebat dan sangat luas areanya ... mantaf kali ya ..
    thx ya udah kasih komentar ..

    ReplyDelete

Your Ad Here Paid2YouTube.com The Free Improve Alexa Ranking System And Free Traffic Exchange System